Siti Nurlaela
Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung
email: stinurlaela12@gmail.com
PENDAHULUAN
Setiap orang pasti mendambakan untuk melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, terutama setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan mereka tentunya ingin melanjutkan ke jenjang Pendidikan selanjutnya, baik melanjutkan ke Universitas maupun ke Politeknik. Harapan yang besar setelah melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi ini disebabkan karena, mereka berharap agar karier atau pekerjaan mereka yang di dapatkan nanti lebih baik daripada lulusan dari Sekolah Menengah Atas ataupun Sekolah Menengah Kejuruan.
Tetapi sebenarnya penunjang karier atau pekerjaan tidak sebatas dari kemampuan intelektualnya atau kemampuan hard skills tetapi juga kemampuan dalam soft skills serta pengembangan diri. Sebab dalam dunia kerja untuk menjadi seseorang yang sukses dalam pekejaan nya dibutuhkan juga kemampuan-kemampuan yang berbeda dari yang lain, ini disebabkan adanya persaing ketat dengan rekan kerja untuk mendapatkan pekerjaan ke tingkat yang lebih tinggi. Selain itu, banyak perusahaan yang memilih para pekerja yang memiliki kemampuan lebih di satu bidang atau multi fungsional, ini disebabkan selain lebih efektif karyawan yang memiliki kemampuan di bidang lain diharapkan bisa lebih produktif daripada karyawan yang memilki kemampuan di satu bidang.
Banyak sekali faktor-faktor yang membuat seseorang memiliki kemampuan lebih, bukan kemampuan teknis saja tetapi juga kemampuan yang ada di dalam diri manusia sejak lahir, tetapi kemampuan itu memang harus dilatih atau dibiasakan serta soft skills dalam mendengarkan dan memahami pembicaran dari rekan kerja, itu juga dapat memudahkan kita dalam berkomunikasi dengan rekan kerja tentunya mudah juga dalam menjalin kerja sama dengan rekan kerja kita. Kemampuan-kemampuan itu tentunya tidak diajarkan secara materi oleh dosen, tetapi dengan melatihnya dan belajar dari pengalaman yang kita miliki saat di perkuliahan ataupun saat diawal kita bekerja.
ISI
Menciptakan Ruang Kerja yang Optimal
Saat kita bekerja tentunya, ruangan penunjang kita agar dapat berfikir dengan baik dan jernih, menciptakan ruangan yang optimal, baik secara fisik maupun mental dengan menata perabotan di ruang kerja kita dan juga menciptakan suasana hati yang baik atau umum.
Menata perabotan di ruang kerja dengan memilih jenis perabotan yang kita sukai, lalu penempatan dari setiap perabotan nya, dari sisi pencahayaan kita harus memilih sisi pencahayaan yang baik di meja kerja agar saat siang hari tidak membutuhkan penerangan tambahan, memasang poster, gambar, papan pengumuman yang dapat membuat kita termotivasi untuk bekerja, temperatur dari ruang kerja tersebut bisa kita tambahkan pendingin ruangan seperti AC atau Kipas Angin agar saat ruang kerja terasa gerah pendingin udara tersebut tinggal dinyalakan saja, adanya tanaman di dalam ruang kerja juga bisa memberikan efek ruangan terasa lebih segar atau hidup.
Setelah menata ruang kerja, agar kita bisa mengerjakan pekerjaan dengan lebih baik dan semaksimal mungkin kita juga harus memiliki suansana hati secara umum atau suasana hati yang baik, yang tidak akan mempengaruhi kinerja pekerjaan kita menjadi buruk. Dengan cara mendengarkan musik yang membuat hati kita menjadi tenang, atau musik kesukaaan yang bisa menaikan mood kita agar menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.
Dengan mencipatkan lingkungan kerja yang optimal secara fisik maupun mental, itu dapat membuat kita menjadi termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan serta membuat kita menjadi lebih bahagia dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan. Tidak ada tugas yang berat jika kita dapat menciptakan lingkugan yang membuat kita nyaman, sehingga tugas-tugas yang diberikan pun terasa tidak membebani diri kita sendiri.
Memupuk Sikap Juara “Berpikir seperti seorang Juara membuat Anda menjadi Juara” (DePorter, 1992). Dengan membuat mindset tersebut bisa memotivasi diri bahwa kita adalah seorang Juara dan kita memiliki peluang-peluang untuk menjadi juara. Jika kita memilliki harapan yang tinggi terhadap diri sendiri untuk berprestasi, dan yakin akan kemampuan diri sendiri untuk bisa berhasil atau sukses, maka kita pasti bisa untuk memperoleh prestasi yang cemerlang. Pepatah lama mengatakan : “Apa yang Anda pikirkan akan menjadi kenyataan”. Sepeti kata Henry Ford: “Baik Anda berpikir Anda bisa, atau berpikir Anda tidak bisa-Anda Benar” (DePorter, 1992). Jadi jika kita berpikir bahwa kita tidak bisa dalam melakukannya maka itu memang benar, Karena diri kalian sendiri yang berkata seperti itu. Maka sebaiknya kita berpikir bahwa apapun yang akan kita kerjakan kita pasti bisa melakukannya. Mulailah berpikir seperti seorang juara dan tentunya kalian pasti menang. Diri kita selalu berusaha untuk berpikir seperti seorang juara, tetapi terkadang itu sangat sulit karena ada sesuatu yang menghambat diri kita. Seperti rasa takut, takut gagal, takut ditolak, atau takut untuk keluar dari zona aman kita dan mengambil risiko yang ada. Tetapi jika kita merasa takut terus menerus, kita akan terasa terkurung dalam kehidupan kita sendiri, hidup kita seperti tidak memiliki tantangan, petualangan bahkan kegembiraan yang seharusnya kita dapatkan. Keluarlah dalam rasa takut itu, jika kita tidak mau keberhasilan kita direnggut oleh orang lain, atau bahkan direnggut oleh rasa takut itu sendiri. Selalu tanamkan bahwa kita adalah juara dan kita pasti bisa untuk menang. Setelah rasa takut kita bisa hilangkan, lalu mulailah dengan belajar terlebih dahulu. Dengan belajar kita akan lebih mudah dalam menghadapi rintangan-rintangan yang ada. Tidak selalu kita dapat berhasil menghadapi rintangan-rintangan yang ada, ada kalanya kita mendapati diri kita gagal dalam menghadapi rintangan tersebut. Tapi jangan takut lagi untuk memulainya nya karena kegagalan bukan akhir dari segalanya, justru dari kegagalan itu kita mendapatkan pengalaman yang luar biasa. “Kegagalan=Umpan Balik dan membawa pada Keberhasilan” (DePorter, 1992) sebab kegagalan akan memberikan umpan balik terhadap diri kita, yang bisa membuat kita berhasil dalam menghadapi rintangan selanjutnya. Dalam diri kita mulai saat ini dan seterusnya harus mulai dipupuk dan ditanamkan sikap juara, agar kita berani dalam mengambil risiko atau rintangan. Bahkan di dunia kerja sikap seperti itu harus ditanamkan juga, jika atasan memberikan tugas yang sebelumnya belum pernah kita kerjakan, jangan takut untuk keluar dari zona aman kita. Mulailah dengan mempelajari tugas tersebut, dan cari yang tidak bisa kerjakan, lalu tanyakan kepada rekan kerja kita apakah bisa mengerjakan tugas tersebut jika bisa minta rekan kerja kita untuk mengajarkan nya kepada kita. Jika rekan kerja kita bisa mengerjakan nya tapi menolak untuk mengajari kita, jangan takut untuk mencari laagi rekan kerja lain yang dapat membantu kita. Tetapi jika atasan kita tidak menerima tugas kita karena salah atau tidak benar, jangan berpikiran bahwa kita tidak bisa, tetapi berpikirlah bahwa kegagalan itu mengajarkan kita untuk berhasil dalam tugas selanjutnya.
Memupuk Sikap Juara “Berpikir seperti seorang Juara membuat Anda menjadi Juara” (DePorter, 1992). Dengan membuat mindset tersebut bisa memotivasi diri bahwa kita adalah seorang Juara dan kita memiliki peluang-peluang untuk menjadi juara. Jika kita memilliki harapan yang tinggi terhadap diri sendiri untuk berprestasi, dan yakin akan kemampuan diri sendiri untuk bisa berhasil atau sukses, maka kita pasti bisa untuk memperoleh prestasi yang cemerlang. Pepatah lama mengatakan : “Apa yang Anda pikirkan akan menjadi kenyataan”. Sepeti kata Henry Ford: “Baik Anda berpikir Anda bisa, atau berpikir Anda tidak bisa-Anda Benar” (DePorter, 1992). Jadi jika kita berpikir bahwa kita tidak bisa dalam melakukannya maka itu memang benar, Karena diri kalian sendiri yang berkata seperti itu. Maka sebaiknya kita berpikir bahwa apapun yang akan kita kerjakan kita pasti bisa melakukannya. Mulailah berpikir seperti seorang juara dan tentunya kalian pasti menang. Diri kita selalu berusaha untuk berpikir seperti seorang juara, tetapi terkadang itu sangat sulit karena ada sesuatu yang menghambat diri kita. Seperti rasa takut, takut gagal, takut ditolak, atau takut untuk keluar dari zona aman kita dan mengambil risiko yang ada. Tetapi jika kita merasa takut terus menerus, kita akan terasa terkurung dalam kehidupan kita sendiri, hidup kita seperti tidak memiliki tantangan, petualangan bahkan kegembiraan yang seharusnya kita dapatkan. Keluarlah dalam rasa takut itu, jika kita tidak mau keberhasilan kita direnggut oleh orang lain, atau bahkan direnggut oleh rasa takut itu sendiri. Selalu tanamkan bahwa kita adalah juara dan kita pasti bisa untuk menang. Setelah rasa takut kita bisa hilangkan, lalu mulailah dengan belajar terlebih dahulu. Dengan belajar kita akan lebih mudah dalam menghadapi rintangan-rintangan yang ada. Tidak selalu kita dapat berhasil menghadapi rintangan-rintangan yang ada, ada kalanya kita mendapati diri kita gagal dalam menghadapi rintangan tersebut. Tapi jangan takut lagi untuk memulainya nya karena kegagalan bukan akhir dari segalanya, justru dari kegagalan itu kita mendapatkan pengalaman yang luar biasa. “Kegagalan=Umpan Balik dan membawa pada Keberhasilan” (DePorter, 1992) sebab kegagalan akan memberikan umpan balik terhadap diri kita, yang bisa membuat kita berhasil dalam menghadapi rintangan selanjutnya. Dalam diri kita mulai saat ini dan seterusnya harus mulai dipupuk dan ditanamkan sikap juara, agar kita berani dalam mengambil risiko atau rintangan. Bahkan di dunia kerja sikap seperti itu harus ditanamkan juga, jika atasan memberikan tugas yang sebelumnya belum pernah kita kerjakan, jangan takut untuk keluar dari zona aman kita. Mulailah dengan mempelajari tugas tersebut, dan cari yang tidak bisa kerjakan, lalu tanyakan kepada rekan kerja kita apakah bisa mengerjakan tugas tersebut jika bisa minta rekan kerja kita untuk mengajarkan nya kepada kita. Jika rekan kerja kita bisa mengerjakan nya tapi menolak untuk mengajari kita, jangan takut untuk mencari laagi rekan kerja lain yang dapat membantu kita. Tetapi jika atasan kita tidak menerima tugas kita karena salah atau tidak benar, jangan berpikiran bahwa kita tidak bisa, tetapi berpikirlah bahwa kegagalan itu mengajarkan kita untuk berhasil dalam tugas selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar